Lirik Lengkap "Gelandangan", Lagu Dangdut Ikonik yang Menyentuh Hati
KakaKiky - Kalau membahas musik dangdut, rasanya tidak lengkap tanpa menyebut nama sang “Raja Dangdut”, Rhoma Irama. Selain irama yang energik dan lirik yang religius, banyak lagunya yang juga berisi pesan moral dan kritik sosial yang mendalam. Salah satu lagu paling ikonik yang menyuarakan penderitaan kaum papa adalah "Gelandangan".
Lagu ini, meskipun dirilis puluhan tahun lalu, tetap relevan hingga kini. Dengan melodi yang sendu namun kuat, Rhoma Irama mengajak kita merenungi nasib orang-orang yang tidak berumah, yang menjadikan jalanan sebagai tempat tinggal. Yuk, kita bedah tuntas lirik lagu "Gelandangan" dan pahami makna yang menyayat hati di baliknya.
Lirik Lengkap Lagu "Gelandangan"
Berikut adalah lirik lengkap dari lagu "Gelandangan" yang penuh dengan renungan:
Kering sudah rasanya air mataku
Terlalu banyak sudah yang tertumpah
Menangis meratapi buruk nasibku
Nasib buruk seorang tunawisma
Langit sebagai atap rumahku
Dan bumi sebagai lantainya
Hidupku menyusuri jalan
Sisa orang yang aku makan
Langit sebagai atap rumahku
Dan bumi sebagai lantainya
Hidupku menyusuri jalan
Sisa orang yang aku makan
Jembatan menjadi tempat perlindungan
Dari terik matahari dan hujan
Begitulah nasib yang aku alami
Entah sampai kapan hidup begini
Hm-hm-hm-hm-hm-hm-hm hm-hm-hm
Makna Lirik: Potret Kehidupan Tunawisma
Lagu "Gelandangan" adalah sebuah cerminan sosial yang menyedihkan. Liriknya yang sederhana namun lugas langsung menggambarkan penderitaan seorang tunawisma.
- Kesedihan Mendalam: Kalimat "Kering sudah rasanya air mataku / Terlalu banyak sudah yang tertumpah" menunjukkan betapa panjang dan beratnya penderitaan yang dialami si gelandangan. Air mata yang seharusnya menjadi ekspresi kesedihan sudah habis karena terlalu sering menangis.
- Kehidupan yang Penuh Keterbatasan: Lirik "Langit sebagai atap rumahku / Dan bumi sebagai lantainya" adalah metafora yang kuat. Ini bukan pilihan, melainkan realitas hidup yang tidak memiliki tempat bernaung. Begitu pula dengan "Sisa orang yang aku makan", yang menunjukkan betapa sulitnya hidup mereka, hanya bisa mengandalkan belas kasihan orang lain.
- Simbol Harapan yang Terbatas: Bagian "Jembatan menjadi tempat perlindungan / Dari terik matahari dan hujan" menggambarkan bahwa dalam kondisi yang serba kekurangan pun, mereka tetap berusaha mencari cara untuk bertahan hidup. Meskipun jembatan hanya memberikan perlindungan seadanya, itu sudah cukup untuk menjadi tempat berlindung.
Kritik Sosial yang Terselubung
Lagu "Gelandangan" tidak hanya sekadar menceritakan nasib, tetapi juga merupakan bentuk kritik sosial. Lirik "Entah sampai kapan hidup begini" adalah pertanyaan retoris yang menantang pendengar untuk merenung. Apakah kita sebagai masyarakat sudah peduli dengan kondisi ini? Lagu ini mengajak kita untuk berempati dan melihat realitas yang sering kali tersembunyi di balik gemerlap perkotaan.
Kenapa Lagu Ini Begitu Ikonik?
"Gelandangan" menjadi salah satu lagu legendaris Rhoma Irama karena:
- Pesan yang Universal: Meskipun spesifik tentang tunawisma, pesannya tentang kemiskinan dan penderitaan adalah hal yang bisa dipahami oleh semua orang.
- Kombinasi Musik dan Lirik yang Sempurna: Melodi dangdut yang sendu dengan lirik yang menyentuh membuat lagu ini begitu emosional dan mudah diingat.
- Aksioma Musik Dangdut: Lagu ini membuktikan bahwa dangdut bukan hanya tentang goyangan, tetapi juga bisa menjadi medium yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan sosial yang mendalam.
Penutup: Pengingat untuk Berempati
Lagu "Gelandangan" adalah mahakarya yang tidak lekang oleh waktu. Ia adalah pengingat bagi kita semua untuk tidak menutup mata terhadap realitas sosial di sekitar. Lagu ini mengajak kita untuk berempati dan bersyukur atas apa yang kita miliki, serta menjadi pengingat bahwa di luar sana, masih banyak yang berjuang hanya untuk bertahan hidup.
Semoga lagu ini bisa menginspirasi kita untuk menjadi pribadi yang lebih peka dan peduli terhadap sesama.
Posting Komentar untuk "Lirik Lengkap "Gelandangan", Lagu Dangdut Ikonik yang Menyentuh Hati"