Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kesalahan Umum Saat Menggunakan Excavator di Proyek Konstruksi

Kesalahan Umum Menggunakan Excavator di Proyek Konstruksi
Kesalahan Umum Menggunakan Excavator di Proyek Konstruksi

KakaKiky - Excavator itu seperti “tangan kanan” di proyek konstruksi. Tanpa alat ini, gali tanah, angkat material, atau ratakan lahan jadi jauh lebih berat dan lama.

Tapi, kalau salah pakai? Bisa-bisa malah bikin boros biaya, kerja terhambat, bahkan membahayakan tim di lapangan. Yuk, kita bahas bersama kesalahan apa saja yang sering terjadi, dan bagaimana cara menghindarinya.

1. Salah Pilih Ukuran Excavator

Banyak yang kira “besar = lebih baik”. Padahal, excavator terlalu besar justru boros BBM, susah manuver, dan biaya operasionalnya membengkak.

Sebaliknya, unit terlalu kecil bikin kerjaan molor, operator kelelahan, mesin dipaksa overcapacity, dan target proyek terancam gagal.

Pilih ukuran sesuai kebutuhan: mini excavator untuk area sempit, medium untuk proyek perumahan, dan large excavator untuk infrastruktur berat. Ada baiknya ukur terlebih dahulu sebelum membeli, jangan asal menebak.

2. Operator Tidak Terlatih

Akibat operator excavator tidak terlatih

Excavator bukan alat yang bisa dipakai asal nyalain. Operator yang belum paham SOP bisa bikin alat cepat rusak, atau lebih parah: menyebabkan kecelakaan kerja.

Gerakan presisi, pemahaman hidrolik, dan teknik penggalian itu butuh skill. Bukan cuma soal bisa jalan, tapi bisa kerja dengan aman dan efisien.

Pastikan operator Anda punya sertifikasi atau pengalaman lapangan. Investasi pelatihan kecil hari ini, bisa hindari kerugian besar besok.

3. Mengabaikan Perawatan Rutin

“Nanti kalau rusak baru diperbaiki”, mindset ini yang bikin banyak kontraktor rugi. Oli mesin telat ganti? Filter hidrolik kotor? Bisa picu kerusakan sistemik yang biayanya 3x lipat.

Perawatan rutin bukan biaya, tapi investasi perlindungan. Cek harian, servis berkala, dan catatan pemeliharaan wajib jadi SOP di setiap proyek.

Ingat: excavator bekas berkualitas pun bisa awet bertahun-tahun, asal dirawat dengan benar sejak hari pertama.

4. Memaksakan Fungsi yang Bukan Kapasitasnya

Excavator itu spesialis gali dan angkat, bukan crane, bukan dozer, apalagi truk angkut. Memaksanya angkat material di luar jangkauan atau di medan ekstrem (seperti lereng curam tanpa stabilizer) = bunuh mesin pelan-pelan.

Contoh nyata: pakai bucket kecil untuk material berat, membuat hidrolik overpressure. Atau kerja di lumpur dalam tanpa undercarriage yang sesuai, bikin track cepat aus.

Kenali batas alat. Kalau butuh fungsi lain, sewa atau beli attachment khusus, jangan paksakan.

5. Fokus Harga Beli, Lupa Biaya Operasional

Banyak yang senang dapat harga beli murah, tapi kaget saat tagihan BBM, spare part, dan servis datang tiap bulan. Total Cost of Ownership (TCO) sering diabaikan.

Hitung: konsumsi bahan bakar per jam, harga suku cadang, frekuensi servis, dan depresiasi. Excavator hemat BBM dan sparepart mudah, seperti SANY, bisa tekan biaya jangka panjang.

Jangan tergiur harga murah di depan. Lihat angka menyeluruh, karena yang murah di awal, bisa jadi mahal di akhir.

Hindari Kesalahan, Raih Efisiensi Proyek

Dengan menghindari 5 kesalahan ini, proyek Anda bukan cuma lebih cepat, tapi juga lebih aman dan hemat. Operator terlatih, perawatan rutin, dan pemilihan alat yang tepat adalah kunci utamanya.

Anda tidak harus beli unit baru untuk dapat performa maksimal. Banyak kontraktor cerdas kini memilih excavator bekas termurah dari merek terpercaya seperti SANY, hemat anggaran, tapi tetap andal di lapangan.

PT. Sany Perkasa siap bantu Anda dapatkan unit bekas berkualitas, dengan harga transparan, sparepart mudah, dan layanan purna jual siap mendukung proyek Anda dari hari pertama hingga selesai. Jangan asal hemat, pilih yang benar-benar worth it.

Posting Komentar untuk "Kesalahan Umum Saat Menggunakan Excavator di Proyek Konstruksi"

× Iklan Pop-up